Thursday, 25 June 2015

makalah Agama dan Kesehatan Mental

A.      Pengertian Agama 
Agama dianggap sebagai kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua akar suku kata “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau sehingga artinya tidak kacau. Hal ini mngandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau.
Dalam bahasa Indonesia agama juga dikenal dengan kata addin dari bahasa arab yang artinya hukum kata ini juga mengandung arti menguasai, menundukan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang harus dipatuhi orang.
Bertitik tolak dari kata-kata tersebut intisarinya adalah agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia yang berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Jadi agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan sesuatu yang gaib yang menguasai manusia yang dengan karenanya manusia meyakini harus mematuhi kewajiban-kewajiban, sehingga hal itu mempengaruhi tingkah llaku atau perbuatan-perbuatan manusia sehari-hari.
Sedangkan Harun Nasution mendefinisikan agama adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Rasul dan pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada sesuatu kekuatan gaib.
B.       Pengertian Kesehatan Mental
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti kejiwaan. Kata mental memiliki kesamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahassa latin yang berarti psikis atau jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa menttal hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor (penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetik, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, dan juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda
Ada yang berpendapat bahwa sehat mental, adalah terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan (batasan ini banyak mendapat sambutan di kalangan psikiatri). Ada yang berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa. Pendapat ketiga mengatakan bahwa kesehatan mental harus mengandung keserasian fungsi-fungsi jiwa. Di samping itu ada pula yang berpendapat bahwa sehat mental adalah kemampuan merasakan kebahagiaan, kekuatan dan kegunaan harga dirinya. 
C.      Ciri-Ciri Kesehatan Mental
1.      Memiliki sikap batin (attidude) yang positif terhadap dirinya sndiri
2.      Aktualisasi diri
3.      Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
4.      Mampu berotonom terhadap diri sendiri (mandiri)
5.      Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6.      Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri
Setiap manusia memiliki gaya dan cara masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak semua orang memiliki seluruh kriteria untuk dapat disebut sebagai orang yang memiliki mental yang sehat karena setiap orang mungkin memiliki sifat tertentu yang dicirikan sebagai mental tidak sehat.
Ciri mental sehat pada seseorang:
1.      Bertanggungjawab, berani menghadapi segala hal yang dilakukannya
2.      Dewasa, memiliki sikap dan perilaku yang tidak manja dan kekenak-kanakan
3.      Menghormati dan menghargai orang lain, berperilaku sopan santun sesuai aturan, nilai, norma dan adat istiadat yang ada di suatu tempat
4.      Optimis, berfikir positif dalam menghadapi kehidupan
5.      Beriman dan bertakwa, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya
6.      Disiplin, taat dan patuh terhadap aturan yang ada serta menghargai waktu yang ada.
D.      Gangguan Mental
Gangguan mental dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Perilaku tersebut baik yang berupa pikiran, perasaan maupun tindakan. Stress, depresi dan alkoholik tergolong sebagai gangguan mental karena adanya penyimpangan, hal ini dapat disimpulkan bahwa gangguan mental memiliki titik kunci yaitu menurunnya fungsi mental dan berpengaruhnya pada ketidakwajaran dalam perilaku ini sesuai dengan al-Qur’an (QS. Al-Baqarah 2:10)
Artinya: dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal:
1.      Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
2.      Ketidakbahagiaan secara subyektif
3.      Kegagalan beradaftasi dengan lingkungan
4.      Sebagai penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris di rumah sakit, namun ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut.
Seseorang yang gagal dalam beradaptasi secara positif dengan lingkungannya dikatakan mengalami gangguan mental. Atas dasar pengertian ini tentu tidak mudah untuk mengukur ada tidaknya gangguan mental pada seseorang, karena selain harus mengetahui potensi individunya juga harus melihat konteks sosialnya.
E.       Pengaruh Agama Pada Kesehatan Mental
Seiring perkembangan zaman dan berkembangnya informasi-informasi yang ada serta adanya kematangan pemikiran manusia, sekarang perhatian manusia terhadap kesehatan mental semakin meningkat, sebab manusia semakin sadarbahwa manusia yang layak adalah manakala seseorang dapat menikmati hidup ini bersama-sama, berdampingan dengan orang lain.
Zakiah Daradjat (1995:78) menuturkan, pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dalam membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Kerena kegelisahan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidakpuasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridha Allah dan terbayangkan kebahagiaan yang akan dirasakan dikemudian hari. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin tentramlah jiwanya sertaserta semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran dalam hidup dan sebaliknya.
Dan semakin jauh seseorang dari agama, akan semakin sulit baginya untuk memperoleh ketenteraman hidup. Dalam Islam cakupan wilayah ibadah sangat luas, misalnya sholat, puasa, haji dan lain-lain.
Dalam pandangan psikologi Islam, penyakit mental yang biasa terjangkit pada diri manusia:
1.      Riya’, penyakit ini mengandung tipuan, sebab menyatakan sesuatu yang tidak sebenarnya, orang yang berbuat riya’ mengatakan atau melakuakan perbuatan yang tidak sesuai dengan hakikat yang sebenarnya
2.      Hasad dan dengki, yaitu suatu sikap yang melahirkan sakit hati apabila orang lain mendapat kesenangan dan kemuliaan, dan ingin agar kesenangan dan kemuliaan itu hilang dari orang tersebut dan beralih kepada dirinya
3.      Rakus, yaitu keinginan yang berlebihan untuk mekanan
4.      Was-was, penyakit ini sebagai akibat dari bisikan hati, cita-cita dan angan-angan dalam nafsunya dan kelezatan
5.      Bebicara berlebihan, keinginan berbicara banyak merupakan salah satu kwalitas manusia yang paling rusak. Hal ini dapat mengantarkan kepada pembicaraan yang tidak berguan dan berbohong
F.       Agama sebagai Terapi Kesehatan Mental
Agama sebagai terapi kesehatan mental dalam Islam sudah ditunjukkan secara jelas dalam ayat-ayat al-Qur’an, diantaranya yang membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan adalah (QS. An-Nahl 16:97)
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl 97).
                Pada ayat di bawah ini Allah mensifati diriNya bahwa Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa kedalam hati orang yang beriman.
Artinya: Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Fath:14)

No comments:

Post a Comment