Thursday, 25 June 2015

makalah TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA, ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI DAN PERKEMBANGAN VARIABILITAS MAKHLUK HIDUP


 TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

Alam semesta menurut orang Babylonia (700-600 SM) merupakan suatu ruang  atau selungkup dengan bumi yang datar menjadi lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya. Jadi alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dlaamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik.[1]

            Para astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya.[2] Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berbudi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dan hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dan benda-benda langit yang sampai di bumi. Timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut dikelompokkan menjadi :
1.      Teori keadaan tetap (Steady-State Theory)
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Teori ini secara ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati. Jadi teori ini menyatakan bahwa alam semesta itu tidak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal tanpa akhir)[3]
2.      Teori dentuman besar (Big Bang Theory)
Teori ini didasarkan pada asumsi adanya masa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang sangat besar. Karena adanya reaksi inti maka kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat  ledakan.[4]
Ledakan Dahsyat atau  Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta, berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan di masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. dan berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk percobaan dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan seperti kondisi awal, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis ledakan dahsyat.[5]

a.   Teori Big Bang Menurut Harun Yahya

Segala bukti meyakinkan bahwa teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat dari ketiadaan.
Dennis Sciama, yang selama bertahun-tahun bersama Fred Hoyle mempertahankan teori steady-state, yang berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan posisi akhir yang telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang terungkap. Sciama menyatakan bahwa ia mempertahankan teori steady-state bukan karena ia menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang benar. Sciama selanjutnya mengatakan bahwa ketika bukti mulai bertambah, ia harus mengakui bahwa permainan telah usai dan teori steady-state harus ditolak.1 Prof. George Abel dari universitas California juga menerima kemenangan akhir Big Bang dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam semesta bermula milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui bahwa ia tak memiliki pilihan kecuali menerima teori Big Bang.
Banyak ilmuwan yang tidak secara buta menempatkan dirinya sebagai ateis telah mengakui peran Pencipta yang Mahaperkasa dalam penciptaan alam semesta. Pencipta ini haruslah Dzat yang telah menciptakan materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya. Ahli astrofisika terkenal Hugh Ross mengatakan: "Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di dalam alam semesta."
Begitulah, materi dan waktu diciptakan oleh sang Pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini adalah Allah, Dialah Penguasa langit dan bumi.
Sebenarnya, Big Bang telah menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis daripada pengakuan Filosof ateis, Antony Flew. Sebab, Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat terencana, sistematis dan teratur. Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan energi ini, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun terbentuk yang kemudian disebut 'hukum fisika', yang seragam di seluruh penjuru alam semesta, dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari 15 milyar tahun. Selain itu, hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti sehingga penyimpangan satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat pada kehancuran seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.
Namun, ledakan tidak mungkin memunculkan tatanan sempurna. Semua ledakan yang diketahui cenderung berbahaya, menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Jika kita diberitahu tentang kemunculan tatanan sangat sempurna setelah suatu ledakan, kita dapat menyimpulkan bahwa ada campur tangan 'cerdas' di balik ledakan ini, dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat terkendali. Sir Fred Hoyle, yang akhirnya harus menerima teori Big Bang setelah bertahun-tahun menentangnya, mengungkapkan hal ini dengan jelas: "Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi, sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping, sementara Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan - yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi."
Tidak ada keraguan, jika suatu tatanan sempurna muncul melalui sebuah ledakan, maka harus diakui bahwa terdapat campur tangan Pencipta yang berperan di setiap saat dalam ledakan ini.
Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan 'alam semesta yang dapat dihuni'. Persyaratan bagi pembentukan suatu planet layak huni sungguh sangat banyak dan kompleks, sehingga mustahil untuk beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan. Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis, profesor fisika teori terkemuka, berkata bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan. Davies berkata: "Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, big bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat."
Fisikawan terkenal, Prof. Stephen Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat dari yang dapat kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata: "Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukurannya yang sekarang."
Singkatnya, saat meneliti sistem mengagumkan di alam semesta, akan kita pahami bahwa keberadaan dan cara kerjanya bersandar pada keseimbangan yang sangat sensitif dan tatanan yang terlalu kompleks untuk dijelaskan oleh peristiwa kebetulan. Sebagaimana dimaklumi, tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa ini terbentuk dengan sendirinya dan secara kebetulan melalui suatu ledakan besar. Pembentukan tatanan semacam ini menyusul ledakan seperti Big Bang adalah satu bukti nyata adanya penciptaan supernatural.
Rancangan dan tatanan tanpa tara di alam semesta ini tentulah membuktikan keberadaan Pencipta, beserta Ilmu, Keagungan dan Hikmah-Nya yang tak terbatas, Yang telah menciptakan materi dari ketiadaan dan Yang berkuasa mengaturnya tanpa henti. Sang Pencipta ini adalah Allah, Tuhan seluruh sekalian alam.[6]

Selama ini kita mempersepsikan pergerakan itu hanya berlaku pada benda-benda pengisi langit. Seperti planet, matahari, gugusan bintang alias galaksi, superkluster dan seterusnya. Namun agaknya kita harus memandangnya dalam skala yang lebih besar lagi. Bahwa alam semesta ini tersusun dari Ruang, Waktu, Materi, Energi dan Informasi. Ke 5 parameter itulah penyusun alam semesta.
Materi dan energi berpusar mengelilingi pusat langit pertama. Ruang, waktu, dan informasi, mengembang seiring dengan “Mekarnya” alam semesta. Tetapi secara keseluruhan, semuanya sedang bergerak melingkar mengitari pusat langit kedua. Dan yang menarik, sebagaimana kita ketahui langit-langit it uterus bersusun-susun secara dimensional. Langit pertama dan kedua itu pun sedang bergerak berpusar mengitari pusat alam yang lebih tinggi, yaitu dilangit ke 3. langit ke 1,2,3. bergerak mengitari langit ke 4 dan seterusnya sampai langit ke 7.
            Lalu kemanakah semua langit yang bersaf 7 itu berputar? Ternyata semuanya sedang mengitari “ARSY”. Inilah pusat pergerakan seluruh alam semesta. Sehingga berulang-ulang Allah menginformasikan kepada kita tentang Arsy. (QS. Ar Ra’d (13):02 “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayang di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (mahkluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
            Ayat diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa Allah sedang terus meninggikan langit ke segala arah. Bukankah langit adalah seluruh ruang di “atas” bumi. Karena bumi berbentuk bulat, maka diatasnya bumi itu berbentuk meruang, ke segala penjuru. Artinya Allah sedang menginformasikan kepada kita bahwa alam semesta sedang mengembang ke segala penjuru – expanding universe.
Berkembang kemana? Bukankah langit adalah seluruh ruang itu sendiri? Selama di situ ada ruang, maka itu disebut langit. Jadi kemana langit kita ini mengembang? Jawabnya : ke langit ke 2 yang berdimensi lebih tinggi. Dan sekarang ini juga sedang mengembang. Seperti sebuah “garis” yang memanjang kea rah melengkung permukaan bola. Garis berdimensi 1, dan permukaan bola berdimensi 2. permukaan bola itu sendiri sedang mengembang kea rah ruang sekitarnya yang berdimensi 3. itulah yang sedang terjadi dengan langit kita, yang bersaf 7.
            Selain menginformasikan bahwa langit langit ini sedang mengembang, Allah juga menginfor-masikan bahwa seluruhnya sedang beredar alias berputar seiring dengan pergerakan waktu.
Kemana arah putaran itu berpusar? Ke arah Arsy. Dari pusat itulah Allah mengendalikan seluruh putaran. Menundukkan pergerakan matahari dan bulan. Jika kita tahu, bahwa jumlah matahari di alam semesta ini bertrilyun-trilyun, maka kita akan bisa merasakan bahwa ayat itu sebenarnya bukan hanya menggambarkan tata surya kita, melainkan sedang menggambarkan langit pertama secara keseluruhan.
            Bahkan diayat berikut ini, Allah menggambarkan bahwa Arsy itu bukan hanya menjadi pusat benda-benda langit, tetapi sekaligus menjadi pusat dari seluruh langit yang bersaf 7. (QS. AL Mukminun (23) : 86), “Katakanlah : ‘Siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya Arsy yang besar’?”. (QS. Al A’raaf (7) : 54), “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalau Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang, tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
            Allah menegaskan bahwa seluruhnya itu tunduk kepada perintahNya. Pemerintahan dan kerajaan-Nya berpusat di Arsy. Dan kemudian Dia tegaskan, bahwa Dia adalah Tuhan Semesta Alam. Yang mengendalikan seluruh dimensi langit yang 7. (QS. Ali Imran (3): 189), “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah (2):107), “Tidakkah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong”.
Allah adalah pemilik Arsy. Bahkan penciptanya. Sehingga di dalam ayat yang lain Allah mengatakan, Allah adalah tuhannya Arsy. Berarti Arsy itu tunduk kepadaNya. Mengikuti perintahNya. Maha Suci Allah dari yang kita sifatkan. (QS. Al Mukminuun (23):116). “Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan Arsy yang mulia”.
            Maka penulis  mempersepsikan Arsy secara lebih proporsional. Ia bukan singgahsana seperti yang kita bayangkan, melainkan pusat kendali seluruh alam semesta. Langit yang tujuh. Pusat kendali itu berada ‘diatas’ dimensi tertinggi yang dimiliki oleh langit ke tujuh. Malaikat pun tidak bisa masuk ke dalamnya. Hanya bisa keliling disekitarnya.
            Itulah yang bakal disaksikan pada saat hari kiamat nanti. Manusia akan bisa mempersepsi langit ke tujuh yang dimensinya Sembilan. Para malaikat bekeliling di seputar Arsy. Tidak bisa masuk ke wilayah inti pusaran tersebut. Segala mahluk tidak akan mampu masuk kedalam karena bakal hancur tak berbentuk. Inilah Pusaran energi tertinggi di alam semesta, yang tidak bisa diukur lagi. Ia menjadi pusat dari seluruh pusaran maha raksasa yang melibatkan bertrilyun-trilyun materi, energi, ruang, waktu, dan informasi. Sebagaimana dalam (QS. Az Zumar (39):75). Dan kamu akan melihat malaikat-malaikat berlingkar disekeliling Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan diantara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan : ‘Segala puji bagin Allah, Tuhan semesta alam’”.
            Dalam konteks ilmu kosmologi, wilayah seperti ini dikenal sebagai Black Hole alias lubang hitam. Tidak ada seorang ilmuwan pun yang tahu, ada apa di dalam lubang hitam itu. Apa lagi dibalik keberadaan lubang hitam itu. Gravitasinya luar biasa dahsyat. Segala yang ada disekitarnya ditarik menuju pusat gravitasinya. Termasuk cahaya pun tidak bisa keluar dari lubang hitam itu. Cahaya hanya bisa bergerak dan berpusar di jarak tertentu, di bagian luar medan gravitasinya. Para ilmuwan mengarah kepada kepahaman ini, karena pusat alam semesta memang harus memiliki gravitasi luar biasa besarnya agar bisa mengendalikan gerak alam semesta yang berpusar dalam jarak bermilyar-milyar tahuncahaya. Dan jumlahnya materi, energi yang demikian raksasa.[7]

B.    ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI

Sebelum abad 17, Para ahli berpendapat bahwa makhuk hidup terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut teori genaratio spotanae atau abogenesisi. Pendapat ini begitu ekstrem, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari Bangkai, bahkan gandum dapat langsung jadi tikus hanya dalam waktu satu malam. Namun dengan adanya Renaissance, mulai timbul paham baru.[8]
Manusia merupakan salah satu jenis makhluk yang pernah menduduki alam dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, di antaranya yang terkenal adalah Charles Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolusi biologi. Menurut teori ini bentuk hidup tertua di muka bumi, terdiri dari makhluk-makhluk hidup bersel satu, sel yang sangat sederhana seperti protozoa. Dalam jangka beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-makhluk organism yang makin lama makin kompleks, dan dalam waktu terakhir ini telah berkembang atau berevolusi makhluk-makhluk seperti kera dan manusia.
Dalam proses evolusi biologi, yang telah berlangsung sangat lama itu, banyak bentuk makhluk hidup yang sederhana hilang dan punah dari muka bumi. Akan tetapi, banyak juga yang dapat bertahan macamnya dan hidup sampai sekarang. Sedangkan bentuk-bentuk makhluk baru yang bercabang dari bentuk-bentuk lama itu menjadi semakin banyak hingga jumlah jenis makhluk hidup yang sekarang menuduki bumi kita hamper mendekati angka satu juta. [9]
Sampai kemudian para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah program penelitian yang didukung oleh Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional - Biro Penerbangan dan Ruang Angkasa Nasional (NASA) Amerika Serikat melaporkan bahwa ternyata tanda-tanda kehidupan awal sudah ada sejak 3,85 milyar tahun yang lalu.
 Informasi ini dimuat dalam Journal Nature edisi November 1996. Angka tahun tersebut diambil (berdasarkan rasio isotop karbon) dari usia sebuah bebatuan di Pulau Akilia, sebelah selatan Greenland Barat, yang didalamnya terdapat fosil suatu jasad renik.[10]
Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu paling pertama, yang menurut teori evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.
Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus mengakui:
“Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan teori evolusi.” (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)[11]
Masih merupakan pertanyaan terbuka mengenai bagaimana kehidupan bermula. Komponen kunci –protein, RNA dan DNA – harus ada lebih dahulu sebelum sel hidup. Spekulasi masih terus terjadi pada mekanisme dan akibat-akibat pada komponen mana yang pertama muncul.
Di bumi, kehidupan pertama adalah bersel satu (mikroba, termasuk kelimpahan bakteri), di ikuti dengan jauh setelahnya kehidupan tanaman bersel tunggal yang kemudian memiliki kemampuan memfotosintesa senyawa karbon memakai energi matahari menjadi karbohidrat monosakarida, melepas oksigen sebagai produk sampingan (oksigen yang terus bertambah membawa pada pembentukan ozon atmosfer teratas yang, kemudian, melindungi kehidupan dibawahnya dari radiasi UV yang menghancurkan). Di suatu saat di satu miliar tahun terakhir, tanaman multisel eukariotik dan kemudian bentuk hewan primitif (misalnya protozoa) yang berevolusi menjadi keragaman masa kini (metazoa). Sumber energi yang mendukung kehidupan adalah radiasi matahari, panas bumi, dan perubahan panas (peluruhan nuklir yang memasok panas bumi dari interior juga memberikan radiasi yang dapat mensintesa molekul organik tertentu pada kondisi yang tepat). (Kemungkinan keempat adalah energi gravitasi [pasang surut] yang dapat menghasilkan kondisi-kondisi ramah kehidupan; eksplorasi masa depan di Europa akan menguji mekanisme ini dengan mencari kehidupan dibawah kerak esnya). Keberadaan air dan atmosfer yang cukup (kehidupan di bumi dimulai dalam atmosfer yang berkurang, namun dengan fotosintesis, oksigen bertambah, memungkinkan proses metabolisme [oksidasi] untuk memberi energi dalam untuk organisme hidup) juga penting.
Jadi bingkai referensi penyelidikan kehidupan dimanapun di alam semesta terus berada dalam studi kimia organik dan biologi organisme yang mendominasi satu-satunya tempat dimana kehidupan ada saat ini: planet kita. Kehidupan di bumi berawal paling tidak 3,5 – 3,8 miliar tahun lalu. Sejak itu sejarah kehidupan bertambah rumit dan beragam dan adaptasi semakin rumit dalam lingkungan yang berubah. Skema ini menjelaskan sejarah ini:

Dari Raven & Johnson, Biology, 6th Ed., McGraw-Hill Higher Education.[12]

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP
Tentunya kita sebagai manusia sering bertanya-tanya, “dari mana asal kehidupan di bumi?” pada hakikatnya jawaban atas pertanyaan itu melahirkan banyak teori-teori tentang asal mula kehidupan di bumi, diantaranya adalah :
1.    Teori Cosmozoa
Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke bumi.

2.    Teori Transedental atau Penciptaan
Merupakan jawaban secara religi bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.

3.    Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama Aristoteles, dia mengatakan bahwa makhluk hidup terjadi secara spontan. Hal tersebut berdasarkan pengamatan seperti cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk.

4.  A. I. Oparin
Pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan, namun kurang diterima ahli-ahli lain. Akan tetapi setelah diterbitkan ke dalam berbagai bahasa pada tahun 1936 barulah mendapat tanggapan. Pada saat yang hampir bersamaan secara terpisah I.B.S Haldane juga mengemukakan pendapat yang serupa dengan Oparin. Rangkuman pendapat mereka sebagai berikut : “Jasad hidup terbentuk dari senyawa-senyawa kimiawi dalam laut pada masa atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas (O2), asam amino sederhana, purine, pirimidin, golongan gula; kemudian terbentuk juga senyawa-senyawa polipeptida, asam polinukleat, polisakarida yang terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet, petir dan sinar radiasi. Jasad hidup yang pertama disebut protobiont diperkirakan hidup di dalam laut 5-10 m di bawah permukaan laut, karena di tempat itulah mereka akan terlindungi dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dari matahari. Baru setelah jasad hidup itu berkembang lebih sempurna dan mampu untuk memproduksi oksigen, kemudian lama kelamaan kehidupan merayap ke pantai-pantai dan terakhir memenuhi daratan.”

5.  Stanley L. Miller (1953)
Mengadakan percobaan dengan bunga-bunga api listrik dan sumber listrik bertegangan tinggi ke suatu saluran yang di dalamnya terdapat larutan uap yang mengandung metana, amoniak, dan nitrogen. Dari percobaan itu terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino dan deoksiribosa serta asam nukleat. Ini semua merupakan senyawa-senyawa dasar yang biasanya ditemukan pada setiap jasad hidup. Kesimpulan percobaan ini adalah : kehidupan ada karena kehidupan sebelumnya, unsur yang paling banyak dalam makhluk hidup adalah oksigen, persenyawaan yang terbanyak dalam makhluk hidup adalah air.[13] 

C.    PERKEMBANGAN VARIABILITAS MAKHLUK HIDUP
Menurut suatu teori, organisme sekarang yang beraneka ragam macamnya adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satu dari dugaan ini adalah demikian; Biosfer : Suatu dunia kehidupan di bumi kita ini komponennya menjadi suatu sub sistem. Maka sebagai suatu sub sistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energi yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I :
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Hukum Termodinamika II :
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur.
a.     PERKEMBANGAN DAN VARIABILITAS MAKHLUK HIDUP
a. Macam-macam pembelahan sel
1) Tipe mitosis
2) Tipe amitosis
b. Evolusi
1) Sejarah kehidupan di bumi berdasarkan penemuan fosil
- Zaman Azoikum
- Zaman Archozaikum
- Zaman Proterozoikum
- Zaman Paleozoikum
- Zaman Mezozoikum
- Zaman Kenozonikum
2) Teori evolusi
a) Teori Lamarck
Menurutnya evolusi dikarenakan adanya adaptasi. Sifat-sifat yang baru di dapat dari pengaruh lingkungan kemudian diteruskan pada keturunannya.
b) Teori Darwin
Darwin mengemukakan dua teori pokok, yaitu :
i. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau
ii. Evolusi terjadi melalui seleksi alam
c) Teori Darwin-Weisman
Weisman melengkapi teori Darwin dengan pernyataan sebagai berikut: Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin. Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genotikan.
d) Teori De Vries
Teorinya adalah bahwa perubahan-perubahan pada evolusi itu disebabkan oleh adanya mutasi dari gen.[14]
b.      KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Sel terdiri dari membran sel, nukleus (inti sel) dan protoplasma yang terdiri dari sitoplasma dan nukleoplasma.
Pada nukleoplasma terdapat bagian yang mampu mengadakan metabolisme, sedangkan membran melindungi serta mengatur hubungan sel dengan dunia luar. Pada hakikatnya, sel tumbuhan dan hewan adalah sama, perbedaannya hanya terdapat pada adanya khloroplast pada tumbuhan dan adanya sentroplast pada hewan. Diduga bahwa hewan maupun tumbuhan berasal dari sel sederhana yang sama
c.      PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP
Faktor-faktor yang menentukan adanya variabilitas geografik makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini adalah sebagai berikut.
1.      Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air, temperatur dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik adalah lingkungan antara makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
2.      Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan lautan.
3.      Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau benua dan daratan yang menyempit seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah lautan dan selat.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.
Geografi tumbuhan, ternyata merupakan variasi pantai tropik menuju kutub yang sama dengan variasi dari pantai tropik ke puncak gunung, yaitu daerah tropis berhutan lebat, subtropis hutannya agak menipis, dan pada daerah beriklim dingin terdapat padang rumput atau hutan cemara dan pakis, serta daerah dekat kutub terdiri dari taiga kemudian tundra dan lumut. Di kutub tak ada tumbuhan.
Geografi hewan, terbagi enam daerah geografik, sebagai berikut.
1.      Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa rein.
2.      Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika, jerapah dan gorila.
3.      Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
4.      India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain harimau, gajah India dan kerbau.
5.      Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang disebut Caribau.
6.      Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan monyet Howler.[15]


[1] Mawardi, Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Budaya Dasar Ilmu Sosial Dasar, (Bandung : Pustaka Setia, 2007 , H. 27)
[2] Abdullah Ally dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001, h. 34)
[3] Ibid, h. 34
[4] Ibid, h. 35
[8] Abdullah Ally dan Eny Rahma,  Lock. Cit, h. 62
[9] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009) h. 49
[10] http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/pertama.htm
[15] http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-persebarannya/

No comments:

Post a Comment