TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Alam semesta menurut orang Babylonia (700-600 SM) merupakan
suatu ruang atau selungkup dengan bumi
yang datar menjadi lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya. Jadi alam
semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dlaamnya
terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik.[1]
Para astronomi menggunakan istilah
alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang
ada di dalamnya.[2] Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang berbudi dan sebagai penghuni alam semesta selalu
tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dan hal
yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dan
benda-benda langit yang sampai di bumi. Timbullah beberapa teori yang mengungkapkan
tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut dikelompokkan menjadi :
1. Teori
keadaan tetap (Steady-State Theory)
Teori ini menyatakan
bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Teori ini secara
ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi
tua, dan akhirnya mati. Jadi teori ini menyatakan bahwa alam semesta itu tidak
terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal tanpa akhir)[3]
2. Teori
dentuman besar (Big Bang Theory)
Teori ini didasarkan pada asumsi adanya masa yang sangat
besar dan mempunyai massa jenis yang sangat besar. Karena adanya reaksi inti
maka kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan
sangat cepat menjauhi pusat ledakan.[4]
Ledakan Dahsyat
atau Dentuman Besar (bahasa
Inggris: Big Bang)
merupakan sebuah peristiwa
yang menyebabkan pembentukan alam semesta, berdasarkan
kajian kosmologi
tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori
Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan
ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat yang
mengembang pesat, secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran
terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun
lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang
tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat
yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti
yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan di masa lalu.
Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa
jenis dan suhu
yang sebelumnya sangat ekstrem. dan berbagai pemercepat partikel raksasa
telah dibangun untuk percobaan dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori
tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini
memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika
partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan
pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak
dapat memberikan beberapa penjelasan seperti kondisi awal, melainkan mendeskripsikan
dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak pengembangan awal
tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai
dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir
di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa
menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan
logis oleh nukleosintesis ledakan dahsyat.[5]
a. Teori Big Bang
Menurut Harun Yahya
|
|
|
Selama ini kita mempersepsikan pergerakan itu hanya berlaku
pada benda-benda pengisi langit. Seperti planet, matahari, gugusan bintang
alias galaksi, superkluster dan seterusnya. Namun agaknya kita harus
memandangnya dalam skala yang lebih besar lagi. Bahwa alam semesta ini tersusun
dari Ruang, Waktu, Materi, Energi
dan Informasi. Ke 5 parameter itulah penyusun alam semesta.
Materi dan energi berpusar mengelilingi pusat langit pertama.
Ruang, waktu, dan informasi, mengembang seiring dengan “Mekarnya” alam semesta. Tetapi secara keseluruhan, semuanya sedang
bergerak melingkar mengitari pusat langit kedua. Dan yang menarik, sebagaimana
kita ketahui langit-langit it uterus bersusun-susun secara dimensional. Langit
pertama dan kedua itu pun sedang bergerak berpusar mengitari pusat alam yang
lebih tinggi, yaitu dilangit ke 3. langit ke 1,2,3. bergerak mengitari langit
ke 4 dan seterusnya sampai langit ke 7.
Lalu kemanakah semua langit yang bersaf 7 itu berputar? Ternyata semuanya
sedang mengitari “ARSY”. Inilah
pusat pergerakan seluruh alam semesta. Sehingga berulang-ulang Allah
menginformasikan kepada kita tentang Arsy. (QS. Ar Ra’d (13):02 “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayang di atas Arsy,
dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (mahkluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
Ayat diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa Allah sedang terus
meninggikan langit ke segala arah. Bukankah langit adalah seluruh ruang di
“atas” bumi. Karena bumi berbentuk bulat, maka diatasnya bumi itu berbentuk
meruang, ke segala penjuru. Artinya Allah sedang menginformasikan kepada kita
bahwa alam semesta sedang mengembang ke segala penjuru – expanding universe.
Berkembang
kemana? Bukankah langit adalah seluruh ruang itu sendiri? Selama di situ ada
ruang, maka itu disebut langit. Jadi kemana langit kita ini mengembang?
Jawabnya : ke langit ke 2 yang berdimensi lebih tinggi. Dan sekarang ini juga
sedang mengembang. Seperti sebuah “garis” yang memanjang kea rah melengkung
permukaan bola. Garis berdimensi 1, dan permukaan bola berdimensi 2. permukaan
bola itu sendiri sedang mengembang kea rah ruang sekitarnya yang berdimensi 3.
itulah yang sedang terjadi dengan langit kita, yang bersaf 7.
Selain menginformasikan bahwa langit langit ini sedang mengembang, Allah juga
menginfor-masikan bahwa seluruhnya sedang beredar alias berputar seiring dengan
pergerakan waktu.
Kemana
arah putaran itu berpusar? Ke arah Arsy. Dari pusat itulah Allah mengendalikan
seluruh putaran. Menundukkan pergerakan matahari dan bulan. Jika kita tahu,
bahwa jumlah matahari di alam semesta ini bertrilyun-trilyun, maka kita akan
bisa merasakan bahwa ayat itu sebenarnya bukan hanya menggambarkan tata surya
kita, melainkan sedang menggambarkan langit pertama secara keseluruhan.
Bahkan diayat berikut ini, Allah menggambarkan bahwa Arsy itu bukan hanya
menjadi pusat benda-benda langit, tetapi sekaligus menjadi pusat dari seluruh langit
yang bersaf 7. (QS. AL Mukminun (23) : 86), “Katakanlah
: ‘Siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya Arsy yang besar’?”. (QS. Al A’raaf
(7) : 54), “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalau Dia
bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang, tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Allah menegaskan bahwa seluruhnya itu tunduk kepada perintahNya. Pemerintahan
dan kerajaan-Nya berpusat di Arsy. Dan kemudian Dia tegaskan, bahwa Dia adalah
Tuhan Semesta Alam. Yang mengendalikan seluruh dimensi langit yang 7. (QS. Ali
Imran (3): 189), “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah (2):107), “Tidakkah kamu mengetahui
bahwa kerajaan langit dan bumi adalah
kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun
seorang penolong”.
Allah adalah pemilik Arsy. Bahkan penciptanya. Sehingga di
dalam ayat yang lain Allah mengatakan, Allah adalah tuhannya Arsy. Berarti Arsy
itu tunduk kepadaNya. Mengikuti perintahNya. Maha Suci Allah dari yang kita
sifatkan. (QS. Al Mukminuun (23):116). “Maka
Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya;
tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan Arsy
yang mulia”.
Maka penulis mempersepsikan Arsy secara
lebih proporsional. Ia bukan singgahsana seperti yang kita bayangkan, melainkan
pusat kendali seluruh alam semesta. Langit yang tujuh. Pusat kendali itu berada
‘diatas’ dimensi tertinggi yang
dimiliki oleh langit ke tujuh. Malaikat pun tidak bisa masuk ke dalamnya. Hanya
bisa keliling disekitarnya.
Itulah yang bakal disaksikan pada saat hari kiamat nanti. Manusia akan bisa
mempersepsi langit ke tujuh yang dimensinya Sembilan. Para malaikat bekeliling
di seputar Arsy. Tidak bisa
masuk ke wilayah inti pusaran tersebut. Segala mahluk tidak akan mampu masuk
kedalam karena bakal hancur tak berbentuk. Inilah Pusaran energi tertinggi di
alam semesta, yang tidak bisa diukur lagi. Ia menjadi pusat dari seluruh pusaran maha raksasa yang melibatkan
bertrilyun-trilyun materi, energi, ruang, waktu, dan informasi. Sebagaimana
dalam (QS. Az Zumar (39):75). “Dan kamu akan melihat malaikat-malaikat
berlingkar disekeliling Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan
diberi putusan diantara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan : ‘Segala
puji bagin Allah, Tuhan semesta alam’”.
Dalam konteks ilmu kosmologi, wilayah seperti ini dikenal sebagai Black
Hole alias lubang
hitam. Tidak ada seorang ilmuwan pun yang tahu, ada apa di dalam lubang hitam
itu. Apa lagi dibalik keberadaan lubang hitam itu. Gravitasinya luar biasa
dahsyat. Segala yang ada disekitarnya ditarik menuju pusat gravitasinya.
Termasuk cahaya pun tidak bisa keluar dari lubang hitam itu. Cahaya hanya bisa
bergerak dan berpusar di jarak tertentu, di bagian luar medan gravitasinya. Para
ilmuwan mengarah kepada kepahaman ini, karena pusat alam semesta memang harus
memiliki gravitasi luar biasa besarnya agar bisa mengendalikan gerak alam
semesta yang berpusar dalam jarak bermilyar-milyar tahuncahaya. Dan jumlahnya
materi, energi yang demikian raksasa.[7]
B. ASAL
MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Sebelum abad 17, Para ahli berpendapat bahwa makhuk hidup
terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut teori genaratio spotanae atau abogenesisi. Pendapat ini begitu
ekstrem, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari Bangkai,
bahkan gandum dapat langsung jadi tikus hanya dalam waktu satu malam. Namun
dengan adanya Renaissance, mulai timbul paham baru.[8]
Manusia merupakan salah satu jenis makhluk yang pernah menduduki
alam dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, di antaranya
yang terkenal adalah Charles Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses
evolusi biologi. Menurut teori ini bentuk hidup tertua di muka bumi, terdiri
dari makhluk-makhluk hidup bersel satu, sel yang sangat sederhana seperti
protozoa. Dalam jangka beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang
bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-makhluk organism yang makin lama makin
kompleks, dan dalam waktu terakhir ini telah berkembang atau berevolusi
makhluk-makhluk seperti kera dan manusia.
Dalam proses evolusi biologi, yang telah berlangsung sangat
lama itu, banyak bentuk makhluk hidup yang sederhana hilang dan punah dari muka
bumi. Akan tetapi, banyak juga yang dapat bertahan macamnya dan hidup sampai
sekarang. Sedangkan bentuk-bentuk makhluk baru yang bercabang dari
bentuk-bentuk lama itu menjadi semakin banyak hingga jumlah jenis makhluk hidup
yang sekarang menuduki bumi kita hamper mendekati angka satu juta. [9]
Sampai kemudian para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah
program penelitian yang didukung oleh Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional - Biro
Penerbangan dan Ruang Angkasa Nasional (NASA) Amerika Serikat melaporkan bahwa
ternyata tanda-tanda kehidupan awal sudah ada sejak 3,85 milyar tahun yang lalu.
Informasi ini dimuat dalam Journal Nature
edisi November 1996. Angka tahun tersebut diambil (berdasarkan rasio
isotop karbon) dari usia sebuah bebatuan di Pulau Akilia, sebelah
selatan Greenland Barat, yang didalamnya terdapat fosil suatu jasad
renik.[10]
Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad
kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan
menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu paling pertama, yang menurut teori
evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.
Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk
menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup
melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya
berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus mengakui:
“Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan
pertanyaan yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan teori
evolusi.” (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover
Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)[11]
Masih merupakan pertanyaan terbuka mengenai bagaimana
kehidupan bermula. Komponen kunci –protein, RNA dan DNA – harus ada lebih
dahulu sebelum sel hidup. Spekulasi masih terus terjadi pada mekanisme dan
akibat-akibat pada komponen mana yang pertama muncul.
Di bumi, kehidupan pertama adalah bersel satu (mikroba,
termasuk kelimpahan bakteri), di ikuti dengan jauh setelahnya kehidupan tanaman
bersel tunggal yang kemudian memiliki kemampuan memfotosintesa senyawa karbon
memakai energi matahari menjadi karbohidrat monosakarida, melepas oksigen
sebagai produk sampingan (oksigen yang terus bertambah membawa pada pembentukan
ozon atmosfer teratas yang, kemudian, melindungi kehidupan dibawahnya dari
radiasi UV yang menghancurkan). Di suatu saat di satu miliar tahun terakhir,
tanaman multisel eukariotik dan kemudian bentuk hewan primitif (misalnya
protozoa) yang berevolusi menjadi keragaman masa kini (metazoa). Sumber energi
yang mendukung kehidupan adalah radiasi matahari, panas bumi, dan perubahan
panas (peluruhan nuklir yang memasok panas bumi dari interior juga memberikan
radiasi yang dapat mensintesa molekul organik tertentu pada kondisi yang
tepat). (Kemungkinan keempat adalah energi gravitasi [pasang surut] yang dapat
menghasilkan kondisi-kondisi ramah kehidupan; eksplorasi masa depan di Europa
akan menguji mekanisme ini dengan mencari kehidupan dibawah kerak esnya).
Keberadaan air dan atmosfer yang cukup (kehidupan di bumi dimulai dalam
atmosfer yang berkurang, namun dengan fotosintesis, oksigen bertambah,
memungkinkan proses metabolisme [oksidasi] untuk memberi energi dalam untuk
organisme hidup) juga penting.
Jadi bingkai referensi penyelidikan kehidupan dimanapun di alam semesta terus berada dalam studi kimia organik dan biologi organisme yang mendominasi satu-satunya tempat dimana kehidupan ada saat ini: planet kita. Kehidupan di bumi berawal paling tidak 3,5 – 3,8 miliar tahun lalu. Sejak itu sejarah kehidupan bertambah rumit dan beragam dan adaptasi semakin rumit dalam lingkungan yang berubah. Skema ini menjelaskan sejarah ini:
Dari Raven & Johnson, Biology, 6th Ed., McGraw-Hill Higher Education.[12]
Jadi bingkai referensi penyelidikan kehidupan dimanapun di alam semesta terus berada dalam studi kimia organik dan biologi organisme yang mendominasi satu-satunya tempat dimana kehidupan ada saat ini: planet kita. Kehidupan di bumi berawal paling tidak 3,5 – 3,8 miliar tahun lalu. Sejak itu sejarah kehidupan bertambah rumit dan beragam dan adaptasi semakin rumit dalam lingkungan yang berubah. Skema ini menjelaskan sejarah ini:
Dari Raven & Johnson, Biology, 6th Ed., McGraw-Hill Higher Education.[12]
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
MAKHLUK HIDUP
Tentunya kita
sebagai manusia sering bertanya-tanya, “dari mana asal kehidupan di bumi?” pada
hakikatnya jawaban atas pertanyaan itu melahirkan banyak teori-teori tentang
asal mula kehidupan di bumi, diantaranya adalah :
1. Teori Cosmozoa
Teori ini
mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta
ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu ada atau telah
ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat dipertahankan
selama perjalanan antar benda angkasa ke bumi.
2. Teori Transedental atau Penciptaan
Merupakan jawaban
secara religi bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Yang
Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
3. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea
Teori ini
dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama Aristoteles, dia mengatakan bahwa
makhluk hidup terjadi secara spontan. Hal tersebut berdasarkan pengamatan
seperti cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk.
4. A. I. Oparin
Pada tahun 1924
mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan, namun kurang diterima
ahli-ahli lain. Akan tetapi setelah diterbitkan ke dalam berbagai bahasa pada
tahun 1936 barulah mendapat tanggapan. Pada saat yang hampir bersamaan secara
terpisah I.B.S Haldane juga mengemukakan pendapat yang serupa dengan Oparin.
Rangkuman pendapat mereka sebagai berikut : “Jasad hidup terbentuk dari
senyawa-senyawa kimiawi dalam laut pada masa atmosfer bumi belum mengandung
oksigen bebas (O2), asam amino sederhana, purine, pirimidin,
golongan gula; kemudian terbentuk juga senyawa-senyawa polipeptida, asam
polinukleat, polisakarida yang terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet,
petir dan sinar radiasi. Jasad hidup yang pertama disebut protobiont
diperkirakan hidup di dalam laut 5-10 m di bawah permukaan laut, karena di
tempat itulah mereka akan terlindungi dari sinar ultraviolet intensitas tinggi
dari matahari. Baru setelah jasad hidup itu berkembang lebih sempurna dan mampu
untuk memproduksi oksigen, kemudian lama kelamaan kehidupan merayap ke
pantai-pantai dan terakhir memenuhi daratan.”
5. Stanley L. Miller (1953)
Mengadakan
percobaan dengan bunga-bunga api listrik dan sumber listrik bertegangan tinggi
ke suatu saluran yang di dalamnya terdapat larutan uap yang mengandung metana,
amoniak, dan nitrogen. Dari percobaan itu terbentuk senyawa-senyawa organik
seperti asam amino dan deoksiribosa serta asam nukleat. Ini semua merupakan
senyawa-senyawa dasar yang biasanya ditemukan pada setiap jasad hidup.
Kesimpulan percobaan ini adalah : kehidupan ada karena kehidupan sebelumnya,
unsur yang paling banyak dalam makhluk hidup adalah oksigen, persenyawaan yang
terbanyak dalam makhluk hidup adalah air.[13]
C. PERKEMBANGAN
VARIABILITAS MAKHLUK HIDUP
Menurut
suatu teori, organisme sekarang yang beraneka ragam macamnya adalah hasil dari
proses evolusi kehidupan. Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana
mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang
menjadi organisme bersel banyak. Salah satu dari dugaan ini adalah demikian;
Biosfer : Suatu dunia kehidupan di bumi kita ini komponennya menjadi suatu sub
sistem. Maka sebagai suatu sub sistem organisme itu dibentuk oleh materi dan
energi yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum
termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum
tersebut.
Hukum Termodinamika I :
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Hukum Termodinamika II :
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur.
Hukum Termodinamika I :
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Hukum Termodinamika II :
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur.
a. PERKEMBANGAN
DAN VARIABILITAS MAKHLUK HIDUP
a. Macam-macam pembelahan sel
1) Tipe mitosis
2) Tipe amitosis
b. Evolusi
1) Sejarah kehidupan di bumi berdasarkan penemuan fosil
- Zaman Azoikum
- Zaman Archozaikum
- Zaman Proterozoikum
- Zaman Paleozoikum
- Zaman Mezozoikum
- Zaman Kenozonikum
2) Teori evolusi
a) Teori Lamarck
Menurutnya evolusi dikarenakan adanya adaptasi. Sifat-sifat yang baru di dapat dari pengaruh lingkungan kemudian diteruskan pada keturunannya.
b) Teori Darwin
Darwin mengemukakan dua teori pokok, yaitu :
i. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau
ii. Evolusi terjadi melalui seleksi alam
c) Teori Darwin-Weisman
Weisman melengkapi teori Darwin dengan pernyataan sebagai berikut: Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin. Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genotikan.
d) Teori De Vries
Teorinya adalah bahwa perubahan-perubahan pada evolusi itu disebabkan oleh adanya mutasi dari gen.[14]
a. Macam-macam pembelahan sel
1) Tipe mitosis
2) Tipe amitosis
b. Evolusi
1) Sejarah kehidupan di bumi berdasarkan penemuan fosil
- Zaman Azoikum
- Zaman Archozaikum
- Zaman Proterozoikum
- Zaman Paleozoikum
- Zaman Mezozoikum
- Zaman Kenozonikum
2) Teori evolusi
a) Teori Lamarck
Menurutnya evolusi dikarenakan adanya adaptasi. Sifat-sifat yang baru di dapat dari pengaruh lingkungan kemudian diteruskan pada keturunannya.
b) Teori Darwin
Darwin mengemukakan dua teori pokok, yaitu :
i. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau
ii. Evolusi terjadi melalui seleksi alam
c) Teori Darwin-Weisman
Weisman melengkapi teori Darwin dengan pernyataan sebagai berikut: Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin. Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genotikan.
d) Teori De Vries
Teorinya adalah bahwa perubahan-perubahan pada evolusi itu disebabkan oleh adanya mutasi dari gen.[14]
b. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Sel terdiri dari membran sel, nukleus (inti
sel) dan protoplasma yang terdiri dari sitoplasma dan nukleoplasma.
Pada nukleoplasma terdapat bagian yang mampu
mengadakan metabolisme, sedangkan membran melindungi serta mengatur hubungan
sel dengan dunia luar. Pada hakikatnya, sel tumbuhan dan hewan adalah sama,
perbedaannya hanya terdapat pada adanya khloroplast pada tumbuhan dan adanya
sentroplast pada hewan. Diduga bahwa hewan maupun tumbuhan berasal dari sel
sederhana yang sama
Faktor-faktor yang menentukan adanya
variabilitas geografik makhluk hidup yang menyebar di atas permukaan bumi ini
adalah sebagai berikut.
1. Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan
abiotik yaitu tanah, air, temperatur dan iklim di tempat itu. Lingkungan biotik
adalah lingkungan antara makhluk-makhluk hidup itu sendiri.
2. Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi
bumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian
retak dan bergeser secara sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra
dan lautan.
3. Faktor hambatan penyebaran. Hambatan itu
terdiri antara lain daratan untuk makhluk penghuni lautan yaitu daratan atau
benua dan daratan yang menyempit seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi
makhluk daratan, hambatannya adalah lautan dan selat.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut
sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik,
baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.
Geografi tumbuhan, ternyata merupakan variasi
pantai tropik menuju kutub yang sama dengan variasi dari pantai tropik ke
puncak gunung, yaitu daerah tropis berhutan lebat, subtropis hutannya agak
menipis, dan pada daerah beriklim dingin terdapat padang rumput atau hutan
cemara dan pakis, serta daerah dekat kutub terdiri dari taiga kemudian tundra
dan lumut. Di kutub tak ada tumbuhan.
4. India sampai Indonesia disebut daerah
Oriental, dihuni oleh antara lain harimau, gajah India dan kerbau.
5. Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut
Nearctic, dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang disebut Caribau.
6.
Daerah
Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan monyet
Howler.[15]
[1] Mawardi,
Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu
Budaya Dasar Ilmu Sosial Dasar, (Bandung : Pustaka Setia, 2007 , H. 27)
[2] Abdullah
Ally dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2001, h. 34)
[3] Ibid, h.
34
[4] Ibid, h.
35
[8] Abdullah
Ally dan Eny Rahma, Lock. Cit, h. 62
[9]
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu
Antropologi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009) h. 49
[10]
http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/pertama.htm
[15]
http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-persebarannya/
No comments:
Post a Comment